Monday, May 30, 2011

Peternak Sapi Beralih Profesi

BOYOLALI—Menyusul merebaknya kembali antraks di Kecamatan Miri, Sragen, warga Boyolali enggan beternak sapi, dan beralih bercocok tanam palawija. Hal itu dilakukan petani di Kecamatan Andong, yang merupakan daerah tetangga dengan Kecamatan Miri, Sragen.
Kondisi tersebut terungkap dari hasil serap aspirasi anggota dewan di Dukuh Jaten, Desa Mojo, Kecamatan Andong, Jumat (27/5). Dalam kesempatan itu warga mengungkapkan keengganannya beternak sapi. Selain trauma antraks juga karena harga ternak sapi saat ini terjun bebas. “Efeknya luar biasa, warga sudah tidak bisa lagi mengandalkan ternak sapi harganya saat ini sudah hancur,” ungkap Yazit (50), warga setempat.
Tak mau ambil risiko, warga terpaksa menjual ternak-ternak mereka. Sapi yang biasanya bisa tembus Rp 12,5 juta, paling hanya laku sekitar Rp 5 juta. Saat ini warga hanya bisa mengerjakan sawah dan ladang dengan menanam palawija.
Namun untuk bercocok tanam pun warga menemui kendala modal. Uang dari penjualan sapi, menurut Yulianto (40), Ketua Kelompok Tani Umbul Dukuh Ngrawan, Desa Pranggong, kebanyakan sudah habis untuk keperluan sehari-hari.
Sementara untuk bercocok tanam, warga membutuhkan bantuan bibit dan pengolahan lahan karena warga harus memulai dari nol. Warga berharap pemerintah lebih peduli mengingat imbas merebaknya antraks ternyata sangat dirasakan warga. “Setidaknya kami berharap bantuan bibit, baik jagung, kacang tanah, maupun bibit palawija yang lain,” terang dia.
Anggota DPRD dari Fraksi Nurani Partai Golkar, Suwardi mengatakan, seluruh aspirasi masyarakat tersebut akan ditampungnya.
Ario Bhawono

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More