This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, May 30, 2011

Stok Obat-obatan Habis

KARANGANYAR—Dinas pertanian, tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan (Distanbunhut) Karanganyar mulai kebingungan menyusul habisnya stok obat-obatan bagi petani di wilayahnya. Kondisi ini memaksa Pemkab Karanganyar meminta tambahan obat-obatan ke pemerintah provinsi.
“Kami sudah ajukan bantuan obat-obatan ke pemerintah provinsi, dan Jumat (27/5) kemarin, Insya Allah bantuan sudah datang,” terang Kepala Distanbunhut Siti Maesyaroch saat dihubungi wartawan, Jumat (27/5) siang. Siti menambahkan, selama ini stok obat-obatan yang ada sudah habis. Sehingga pihaknya, harus mengajukan tambahan obat-obatan lagi ke pemerintah provinsi.
Meski belum tahu berapa jumlah bantuan yang diterima, tetapi Siti meyakinkan, bantuan obat-obatan mencukupi untuk seluruh petani di Karanganyar.  Pasalnya, serangan wereng hanya terjadi di beberapa lokasi saja dan tidak menyeluruh. “Yang jelas mencukupi, karena yang terserang wereng itu hanya berapa persen saja,” terangnya.
Menurutnya tidak hanya Distanbunhut saja yang mengajukan permintaan bantuan obat-obatan, tetapi Bupati Karanganyar Rina Iriani beserta kalangan DPRD juga siap mengajukan permintaan bantuan obat-obatan ke Pemerintah Pusat. Rencananya bantuan akan diberikan kepada petani yang mengajukan permintaan bantuan. Untuk itu Siti meminta perangkat desa seperti Lurah maupun Camat setempat, agar mengajukan permintaan bantuan jika mengetahui wilayahnya diserang wereng.
“Bantuan ini cukup, tapi mungkin petani di desa tidak mengetahui di mana dan bagaimana caranya mendapatkan bantuan obat-obatan itu,” kata Siti.
Berapa pun besar bantuan, menurutnya tetap harus ada stok obat-obatan, karena serangan wereng merupakan bencana yang datangnya tidak dapat diprediksi. “Kalau ini tidak cukup, nanti kami mengajukan lagi ke pemerintah Pusat, atau menunggu anggaran perubahan,” tutur Kepala Distanbunhut.
Sementara itu, guna memutus mata rantai wereng, rencananya Distanbunhut akan melakukan gerakan menanam jagung massal di Jantiharjo. Dengan pemberian bantuan bibit jagung dari Cadangan Benih Nasional (CBN).  “Minggu depan akan dilakukan gerakan menanam jagung massal yang dipimpin langsung oleh Bupati,” tutup Siti.
Ari Purnomo

Petani Terancam Tidak Bisa Bayar PBB

KARANGANYAR—Meluasnya serangan wereng di Kabupaten Karanganyar membuat petani terancam tidak bisa membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun ini. Saat ini para petani tengah menunggu bantuan dari pemerintah, baik untuk obat-obatan maupun bibit jagung yang rencananya akan dibagikan awal minggu depan.
“Tidak hanya ancaman gagal panen saja, bahkan tidak tahu apakah petani bisa bayar PBB atau tidak,” ungkap Lurah Jantiharjo Heri Santoso saat mengadakan pertemuan dengan PPL dan Kepala BP4K, Kamis (26/5) kemarin. Karena, sebagian besar petani di wilayah tersebut sangat menggantungkan hasil panen untuk dapat mencukupi kebutuhannya. Dan jika, melihat kondisi ini tidak menutup kemungkinan petani tidak bisa lagi bayar PBB. Tidak hanya Heri yang mengatakan hal itu, tetapi para petani juga mengaku pesimis dapat melunasi PBB tahun ini. “Kondisi seperti ini, tetap saja disuruh untuk bayar PBB,” keluh salah satu petani.  Rencananya, Minggu depan para petani akan diberikan bantuan bibit jagung sebagai pengganti tanaman padi. Langkah ini adalah untuk memutus siklus wereng.
Ari Purnomo

Kaca Rumah Warga Jenawi Diduga Ditembak

KARANGANYAR—Dua lubang yang diduga terjangan peluru memecahkan kaca rumah milik Sunaryati (55), warga Dukuh Menjing RT 2 RW II, Desa Menjing, Kecamatan Jenawi, Kamis (26/5) dini hari. Hingga kini Kepolisian Karanganyar masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut, termasuk meminta keterangan dari sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) petugas juga menemukan serpihan tembaga. Meski begitu, Kapolres Karanganyar AKBP Edi Suroso mengaku, belum bisa memastikan penyebab dua lubang di kaca rumah Sunaryati tersebut. ‘’Kami masih belum bisa memastikan apakah lubang yang ada di jendela itu benar akibat terjangan peluru atau sekedar lemparan benda tumpul,” katanya kepada wartawan, Jumat (27/5).
Tetapi yang pasti, sambungnya, lubang yang disebabkan oleh peluru berbeda dengan lubang yang disebabkan benda tumpul lainnya. “Jika dilihat dari bentuk pecahan kacanya, ini tidak disebabkan oleh terjangan peluru. Karena jika diterjang peluru, pecahannya lain,” tambahnya. Edi membantah jika kejadian ini ada indikasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami Sunaryati.
Pernyataan Kapolres ini dikuatkan oleh keterangan Kapolsek Jenawi AKP Suryanto yang mengatakan jika saat kejadian, korban tengah berada di rumah sendirian. “Dari keterangan saksi, malam itu Kamis (26/5) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, saksi mendengar ada suara letusan, meski sempat terbangun tetapi korban tidur lagi,” kata Kapolsek, Jumat (27/5).
Kemudian saat pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB, sambungnya, korban mendapati ada pecahan kaca di lantai ruang tamu. Guna mengungkap kasus ini, Polres Karanganyar menerjunkan tim identifikasi. Selain itu, juga meminta keterangan dari sejumlah saksi termasuk korban, serta mengumpulkan sejumlah barang bukti.
Sementara itu, pantauan Joglosemar dari lokasi kejadian, Jumat (27/5) terlihat ada dua lubang antara lain satu di kaca jendela depan rumah dan rumah bagian belakang. Tetapi suasana di sekitar lokasi mulai sepi.
Salah seorang tetangga korban yang enggan disebutkan namanya, mengaku sempat melihat anak Sunaryati, Evi terlibat cekcok dengan suaminya. “Iya sempat cekcok, suami saya diminta untuk membantu menenangkan pasangan itu,” ungkap warga itu.
Ari Purnomo

Pejabat Karanganyar Ngluruk Kalimantan Selatan

KARANGANYAR—Berdalih untuk meningkatkan pelayanan publik, sejumlah pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar ramai-ramai studi banding ke Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (26/5) sore. Selain Bupati Rina Iriani, sejumlah pejabat yang dilibatkan antara lain dari bagian Hukum, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut), Dishubkominfo, Inspektorat, BPPT serta sejumlah anggota dewan.
“Ini dalam rangka untuk studi banding ke badan pelayanan perizinan terpadu (BPPT), karena di Banjar BPPT sudah mendapatkan ISO,” ungkap Bupati Karanganyar Rina Iriani saat dihubungi wartawan, Jumat (27/5). Dengan kunjungan ini diharapkan, Pemkab Karanganyar dapat menirunya bahkan mengungguli dalam pelayanan publik.
Bahkan setelah mengetahui kondisi BPPT di Kabupaten Banjar, Bupati menargetkan tahun ini Pemkab dapat mendapatkan Iso. Terlebih lagi, pihaknya juga mendapatkan dukungan dari kalangan DPRD. “Dulu saya berpikir, untuk mendapatkan ISO itu membutuhkan biaya yang besar, tetapi setelah mengetahui ini ternyata hanya butuh dana sekitar Rp 100 juta sampai Rp 150 juta,” kata Rina.
Disinggung mengenai dampak kunjungan ini terhadap pelayanan publik di Karanganyar, menurut Rina tidak akan mempengaruhi pelayanan publik. “Kunjungan ini tidak mempengaruhi kinerja pelayanan publik, karena kita mengambil dua hari pendek yakni Jumat dan Sabtu,” tandasnya.
Dalam kunjungannya ini Bupati juga mengajak Pimpinan Dewan, seperti Wakil DPRD Juliyatmono, Wakil DPRD Tri Haryadi, Ketua Komisi I Moelyono dan Ketua Komisi II Loso, serta sejumlah Kepala Dinas di lingkup Pemkab Karanganyar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan, dan kehutanan (Distanbunhut) yang turut serta, mengaku kunjungan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Karanganyar. “Ini untuk meningkatkan kualitas, semua Kepala Dinas yang terkait pelayanan publik ikut studi banding,” ucapnya saat dihubungi wartawan, Jumat (27/5).
Ari Purnomo

Hama Wereng Makin Mengganas

KARANGANYAR—Komisi II DPRD Karanganyar mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar membentuk tim penanggulangan bencana pertanian. Langkah ini menyusul, semakin meluasnya serangan wereng di Bumi Intanpari itu.
Selaku Ketua Komisi II Abdul Saleh Purwanto mengatakan, dampak serangan wereng ini perlu dibahas bersama. Terlebih lagi serangan wereng yang semakin parah mengancam kondisi pangan di Karanganyar. “Jangan sampai kondisi ini (serangan wereng-red) membuat stok pangan menjadi terganggu. Pemkab harus lebih serius mengatasi permasalahan ini salah satunya dengan membentuk tim penanggulangan bencana pertanian,” ujarnya kepada wartawan, kemarin.
Abdul Saleh menambahkan, penanggulangan bencana tidak hanya mengatasi permasalahan serangan wereng saja. Melainkan juga dampak perekonomian petani pascaserangan wereng ini. Karena tidak menutup kemungkinan, selama menangani serangan wereng petani banyak meminjam uang.
Sementara itu, untuk mengatasi serangan wereng Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Siti Maesyaroch berencana melakukan penanaman palawija. “Minggu ini akan dilakukan penanaman jagung, serta pemberian bantuan bibit jagung dari cadangan benih Nasional (CBN) kepada para petani,” terang Siti.
Ari Purnomo
 

Ancaman NII Masih Diwaspadai

KARANGANYAR—Ancaman gerakan radikal Negera Islam Indonesia (NII) masih perlu diperhitungkan. Diakui oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karanganyar Juhdi Amin, perekrutan anggota baru gerakan ini sangat terbuka dan mayoritas terjadi di kalangan remaja.
“Kemungkinan untuk perekrutan anggota itu sangat terbuka sekali, dan mayoritas terjadi di kalangan para remaja,” ungkapnya di sela-sela acara pembinaan penyuluh agama Islam non-PNS, Sabtu (28/5) lalu. Menurut Juhdi, kondisi ini disebabkan karena negara juga masih dalam masa transisi.
Meski hingga saat ini pihaknya belum mendapati gelagat dari gerakan anggota Islam radikal itu. Tetapi Juhdi tetap mewaspadai kemunculannya di Karanganyar. “Dari informasi para penyuluh keagamaan di lapangan, hingga saat ini NII belum terlihat ada di Karanganyar,” ungkapnya.
Dalam kesempatan pembinaan penyuluh keagamaan non PNS, Sabtu (28/5) kemarin, Juhdi menegaskan kepada para penyuluh agar semakin gencar dalam memberikan penyuluhan. Terlebih lagi dalam menguatkan keimanan dan ketakwaan para warga.
Selain mewaspadai munculnya gerakan Islam radikal, pihaknya juga mewaspadai munculnya aliran kepercayaan yang dianggap melenceng. “Selama ini tidak ada penganut aliran kepercayaan melakukan ritual yang menyalahi aturan,” ungkapnya. Menurut Juhdi, meski anggota aliran kepercayaan tidak banyak, tetapi aliran itu dapat berkembang. 
  Ari Purnomo

Polres Bekuk 2 Pemakai Sabu

KARANGANYAR—Jajaran Satnarkoba Polres Karanganyar kembali membekuk dua pengguna sabu, Riyanto alias Suro (43) dan Waluyo Agung Yuliyanto alias Walotok (27), Senin (30/5). Dari tangan tersangka, petugas berhasil menyita tutup botol beserta sedotan sebagai alat yang digunakan tersangka.
Sebelum ditangkap, keduanya baru saja selesai menikmati sabu-sabu di rumah Riyanto yang berprofesi sebagai sopir truk, di Perumahan Josroyo Indah Blok D RT 1 RW XVI, Jaten, Karanganyar. Setelah melakukan pengintaian, akhirnya petugas berhasil membekuk keduanya. “Saat ditangkap, mereka baru saja selesai menggunakan sabu-sabu dan sedang tiduran di rumah Riyanto,” ungkap Kasat Narkoba AKP Sutikno mewakili Kapolres Karanganyar AKBP Edi Suroso, Senin (30/5), kemarin.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, keduanya pun harus mendekam di sel tahanan Mapolres Karanganyar. Saat diperiksa oleh penyidik, Riyanto mengaku terpaksa menggunakan sabu-sabu itu untuk mendukung profesinya sebagai seorang driver lintas wilayah. Pasalnya, kalau tidak menggunakan ia sering kelelahan dan ujung-ujungnya ngantuk.
“Saya tidak kecanduan, tapi hanya untuk doping saja, soalnya kalau tidak menggunakan sabu, biasanya ngantuk,” ungkap Riyanto di depan penyidik Polres, Senin (30/5).
Saat ditanya, siapa penjualnya Riyanto mengaku tidak tahu. Ia beralasan, tidak hanya terpatok pada satu penjual saja, melainkan juga menggunakan sabu saat berada di luar kota seperti Jakarta.
“Saya tidak tahu siapa yang menjualnya, saat di Jakarta, saya juga menggunakan sabu,” tambahnya. Saat ini Jajaran Satnarkoba Polres Karanganyar terus mengembangkan kasus ini. Akibat perbuatannya kedua terdakwa bakal dijerat dengan pasal 112 (1), sub pasal 127 (1) huruf A Undang-Undang RI nomor 35/2009 tentang narkotika.
Ari Purnomo

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More